Manfaat Air Sumur Serapan Solusi Atasi Banjir , Kebutuhan Manusia dan Pertanian
Tidak bisa di pungkiri jaman sekarang makin banyak nya musibah banjir di berbagai daerah sebagai akibat semakin menyempitnya lahan serapan air karena makin banyak perumahan , perkantoran , pabrik dan lainnya tanpa perhatikan membuat lahan untuk menampuh air hujan dengan intensitas yang tinggi , berikut kami kisah kan perjuangan seorang warga yang inisiatif membuat ratusan sumur resapan untuk mencegah banjir dan memnuhi kebutuhan manusia sehari - hari.
Di bawah kubangan air itu merupakan suatu Sumur Serapan dengan kemampuan 24 m3. Kubangan itu terjadi sejenak saja, di saat hujan lebat. Di saat gerimis kubangan gak bakal ada.
Merupakan Pak Bahruddin (Kalibening, Salatiga) yang berencana mengeduk halaman tempat tinggalnya mau membuat sumur serapan, lalu menutupnya dengan beton cor berlubang. Status halaman tempat tinggalnya yang lebih rendah dibandingkan ruangan pekarangan tetangga-tetangganya (mencakup 10 rumah, dengan keseluruhan luas ruangan lebih kurang 3000 m2) bikin seluruh air hujan di atas ruangan itu efektif habis teresap ke sumur itu.
Dengan kesimpulan curahan hujan 3000 mm (per m2, semusim), karenanya sekurang-kurangnya sumur serapan Pak Bahruddin ini bisa memperoleh air hujan sekitar 9 juta liter. Itu bermakna dapat disimpan 9 juta liter di bumi, di bawah pekarangan Pak Bahruddin dan seputarnya. Tidakkah sebagai berikut merupakan rizki yang rahmat? Air yang serius jadi rizki, bukan kebalikannya jadi (penyumbang) malapetaka?!
Dan secara gak berasa Pak Bahruddin sudah bersedekah dua soal: (a) memasok air tanah, yang di sesi sesudah itu dapat penuhi sejumlah sumber air disekelilingnya, dan (b) keterlibatan kurangi tragedi banjir. Dan ke-2 nya sebagai wujud sedekah.
Tidak hanya itu ada fungsi lainnya dari sumur serapan, yaitu tabungan humus. Beberapa terakhir ini, sehabis 2 kali musim penghujan, Pak Bahruddin memperoleh humus dari sumur resapannya. "Ketebalan humus didalamnya menggapai kurang lebih 1,5 mtr.. Banyak cacingnya," kuak Pak Bahruddin.
Maka sedap sekali mempunyai sumur serapan. Saat penghujan memperoleh air hujan, kemarau ada memperoleh tanah humus yang paling baik buat tanaman. Benar-benar tak komplet suatu bangunan (kantor, sekolah, perusahaan, ata rumah individu) tidak ada sumur serapan.
Pak Bahruddin tak sendirian bikin sumur serapan. Dengan beberapa kawannya pada organisasi SPPQT (Serikat Paguyuban Tani Qaryah Thayibah) sudah mencanangkan pergerakan kembalikan air hujan ke bumi dengan bikin sumur-sumur serapan. "Hingga sampai Desember 2016 kelak obyeknya bangun 800 di kecamatan Kaliangkrik dan Ngablak, Magelang. Hingga waktu ini anyar terjaga 300 sumur serapan," papar Nurul aktifis SPPQT.
Bikin sumur serapan tak perlu ongkos mahal dan gak harus sebesar yang dibuat Pak Bahruddin. Manalagi untuk ruangan rumahan kecil, yang gak lebih pada 100 m2, sumur serapan dengan kemampuan 2 m3 (2 x 1 x 1 m atau 1 x 1 x 2 m) sangat oke. Juga dapat dikeduk sendiri. Kemungkinan lebih serasi dimaksud lubang serapan (tak sumur).
Kemunculan sumur atau lubang serapan terlalu penting. Di ruangan tangkapan air hujan, perkebunan, ruangan permukiman, dan sebagainya sumur serapan ini mutlak dibutuhkan. Visi terpentingnya merupakan, bagaimana tekniknya supaya seluruh air hujan dapat mengucur masuk dalam sumur-sumur atau beberapa lubang serapan. Seperti tempat Jakarta, ditaksir dibutuhkan 2 juta sumur serapan supaya terhindar dari banjir.
Dalam al-Quran sendiri Allah SWT dalam pelbagai ayat memberinya keterangan yang jelas kalau seluruh makhluk hidup di bumi ini sangatlah tergantung di air. Salah satunya ayat berikut ini:
وجعلنا من الماء كل شيء حي
(wa ja'alnaa minal maa'i kulla syai'in hayyin)
"Dan semua hal yang hidup Kami bikin jadi dari air." (Al-Anbiyaa': 30)
Dan kita semua paham kalau tak mungkin ada sumber atau mata air tidak ada hujan. Karenanya mari kita gak boleh menyiakannya. Silakan kita panen air hujan dengan menampungnya dalam sumur-sumur dan beberapa lubang serapan. Supaya kita dapat menyedekahkannya untuk kehidupan.